Aynorablogs | Berkongsi Informasi

Top Ads

Syarat Untuk Rumahtangga Yang Sakinah, Mawaddah Dan Warahmah

Sakinah, mawaddah dan warahmah merupakan tunjang dalam menjalin kehidupan berkeluarga. Untuk kehidupan suami istri menjadi aman, tenteram dan damai, kedua belah pihak (suami-isteri) harus saling mengerti, mencintai, menjaga, memberi kepercayaan dan kasih sayang sepenuhnya.

Kehidupan berkeluarga tanpa 3 faktor tersebut umpama sebuah nakhoda tiada hala tujuan. Hidup yang berjaya seharusnya mempunyai hala tuju yang jelas dan sebagai muslim yang beriman, tujuan hidup kita tentulah menuju syurga Allah.

Selalu memohon agar kita ditempatkan di syurga Allah, agar pada hari akhirat nanti syurga menerima kehadiran kita dengan mudahnya tanpa hisab, insyaa Allah...


Syarat Untuk Rumahtangga Yang Sakinah, Mawaddah Dan Warahmah


Perkataan Sakinah dalam bahasa Arab bermaksud kedamaian, tenang, tenteram, dan aman. Asal mula kata ini berasal dari Al-Qur’an surah 30:21 (Ar-Rum), yang mana pada ayat ini tertulis "Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentramkepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang". (Maksud ini hanya penulis kutip sebahagian dan tidak penuh satu ayat).


Syarat Untuk Rumahtangga Yang Sakinah, Mawaddah Dan Warahmah


Dalam membuat rumah tangga yang aman damai memerlukan iman dan ikatan hati yang kuat yang berupa kesetiaan. Yang disebut setia tersebut adalah selalu menerima setiap saat dan apa adanya, baik seperti pada saat memiliki wajah yang kurang cantik, pangkat yang tinggi, banyak wang atau sebaliknya.

Menurut hadis Nabi, tiang keluarga sakinah itu ada empat (idza aradallohu bi ahli baitin khoiran dst);

(a) memiliki kecenderungan kepada agama,
(b) yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda,
(c) sederhana dalam belanja,
(d) santun dalam bergaul dan
(e) selalu introspeksi.

Dalam hadis Nabi juga disebutkan bahawa: “ empat hal akan menjadi faktor yang mendatangkan kebahagiaan keluarga (arba`un min sa`adat al mar’i),:

(a) suami / isteri yang setia (soleh/solehah),
(b) anak-anak yang berbakti,
(c) lingkungan sosial yang sihat , dan
(d) dekat rezekinya.”

Manakala Mawaddah dalam bahasa bermaksud cinta atau sebuah harapan. Kata ini juga ada pada Al-Qur’an surah 30:21 (Ar-Rum), yang mana pada ayat ini tertulis "Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang".

Ketika mengikat sebuah perkahwinan, cinta adalah hal utama yang harus ada padanya. Ketika hubungan telah mencapai titik sakinah, maka mulai dari saat itu akan muncul mawaddah (rasa cinta).

Rasa cinta tersebut sangatlah indah, kebanyakan orang yang sedang merasakan cinta, mereka lupa akan segalanya, hati mereka akan berbunga-bunga. Seperti yang sering diperkatakan orang bahawa cinta itu buta.

Dan, warahmah sendiri juga ada pada Al-Qur'an surah 30:21 (Ar-Rum), yang mana pada ayat ini tertulis "Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang".

Dalam menjalin hubungan keluarga, rasa kasih sayang merupakan intipati dari banyak faktor yang harus ada, dengan adanya rasa kasih sayang, keluarga tersebut menjadi lebih harmoni dan akan memperoleh sebuah kebahagiaan yang mana kebahagiaan itu akan menjadi benteng yang dapat memperkuatkan hubungan agar ketika setiap kali ada rintangan atau dugaan menerjah, rintangan atau dugaan itu mudah diselesaikan, tanpa menimbulkan sebuah perselisihan yang berpanjangan.

Semoga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah dan termasuk orang-orang yang memperoleh isteri dan suami yang soleh solehah sehingga kehidupan di dunia dan akhirat menjadi aman, damai dan tenteram. Aamin...

Untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah perlu melalui proses yang panjang dan pengorbanan yang besar, di antaranya:

1. Pilih pasangan yang soleh atau solehah yang taat menjalankan perintah Allah dan sunnah Rasulullah SAW.

2. Pilihlah pasangan dengan mengutamakan keimanan dan ketaqwaannya dari pada kecantikannya, kekayaannya, kedudukannya.

3. Pilihlah pasangan keturunan keluarga yang terjaga kehormatan dan nasabnya.

4. Niatkan ketika berkahwin untuk beribadah kepada Allah SWT dan untuk menghindari hubungan yang dilarang oleh Allah SWT.

5. Suami berusaha menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami dengan dorongan iman, cinta, dan ibadah. Seperti memberi nafkah, memberi keamanan, memberikan didikan islami pada anak isterinya, memberikan makan minum, rezeki yang halal, menjadi pemimpin keluarga yang mampu mengajak anggota keluaganya menuju redha Allah dan syurga -Nya serta dapat menyelamatkan anggota keluarganya dari siksa api neraka.

6. Isteri berusaha menjalankan kewajipannya sebagai isteri dengan dorongan ibadah dan berharap redha Allah semata. Seperti melayani suami, mendidik anak-anaknya tentang agama islam dan ilmu pengetahuan, mendidik mereka dengan akhlak yang mulia, menjaga kehormatan keluarga, memelihara harta suaminya dan membahagiakan suaminya.

7. Suami isteri saling mengenali kekurangan dan kelebihan pasangannya, saling menghargai, merasa saling memerlukan dan melengkapi, menghormati, mencintai, saling mempercayai kesetiaan masing-masing, saling berterus-terang melalui komunikasi yang jelas.

8. Berkomitmen menempuh perjalanan rumah tangga untuk selalu bersama dalam mengarungi badai dan gelombang kehidupan.

9. Suami mengajak anak dan isterinya untuk solat berjamaah atau ibadah bersama-sama, seperti suami mengajak anak isterinya bersedekah pada fakir miskin, dengan tujuan suami mendidik anaknya agar gemar bersedekah, mendidik isterinya agar lebih banyak bersukur kepada Allah SWT, berzikir bersama-sama, mengajak anak isteri membaca al-qur’an, berziarah kubur, menuntut ilmu bersama, bersantai untuk melihat keagungan ciptaan Allah SWT. dan banyak lagi.

10.Suami isteri selalu memohon kepada Allah agar diberikan keluarga yang sakinah mawaddah wa rohmah.

11. Suami secara berkala mengajak isteri dan anaknya melakukan muhasabah diri untuk memperbaiki diri di masa akan datang. Contohnya, suami isteri, dan anak-anaknya saling meminta maaf pada anggota keluarga pada setiap hari khamis malam jumaat. Tujuannya supaya hubungan keluarga menjadi harmoni, terbuka, transparent, lapang dada tanpa dendam pada pasangannnya, dan untuk menjaga kesetiaan antara anggota keluarga.

12. Ketika menghadapi musibah dan kesusahan, selalu mengadakan mesyuarat/perbincangan keluarga. Dan ketika terjadi perselisihan, maka anggota keluarga cepat-cepat memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan nafsu amarahnya.

Wallahu Alam
2. Merajut Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah

Nota;
Penggunaan bahasa telah diubahsuai untuk dipadankan dengan khalayak pembaca di Malaysia.

Read More ....


Post a Comment

1 Comments

Boleh komen jika mahu, boleh LIKE jika suka. TERIMAKASIH.

close