Aynorablogs | Berkongsi Informasi

Top Ads

Kisah Inspirasi Ibu Menyamar Jadi Lelaki Selama 43 Tahun Demi Anak Perempuannya

Seorang ibu ini sanggup melakukan apa saja demi anak-anaknya. Ibu rela melupakan kegembiraannya semata-mata kebahagiaan anak tersayang. Pengorbanan seorang wanita bergelar ibu tidak ternilai harganya. Ibu adalah cinta sejati di hati anaknya. Ibu sumber inspirasi sang anak walau sesekala ego si anak menyedihkan si ibu. Namun kesedihan si ibu hanya sementara bila terlihat anaknya tertawa ceria. Ibu sanggup memaafkan anaknya walau berkali-kali hatinya dikecewakan.

Bagi mengubati hati yang kecewa dan terkilan, seorang ibunya biasanya menukarkan perasaan tersebut dengan sebuah KEMAAFAN. Hanya dengan memaafkan si anak hati ibu kembali tenang.     

Mari kita ikuti kisah inspirai seorang ibu yang sanggup menyamar jadi lelaki selama 43 tahun demi anak perempuannya. Subhanallah. Pengorbanan apa lagi yang kamu tagih dari ibumu, nak?


Kisah Inspirasi Ibu Menyamar Jadi Lelaki Selama 43 Tahun Demi Anak Perempuannya


Perkongsian daripada 1001 KISAH & TELADAN

Kisah hidup Sisa Abu Daooh, seorang wanita Mesir berusia 65 tahun yang sangat inspiratif terdengar hingga ke Presiden Mesir. Sang Presiden pun menganugerahi penghargaan kepada Sisa sebagai “Pengorbanan Ibu yang Terbaik”. Pengorbanan apa yang telah dilakukan Sisa hingga pemerintahan negaranya merasa harus memberikannya penghargaan? Berikut kisah inspiratif Sisa Abu Daooh selengkapnya.
Kisah Inspirasi Ibu Menyamar Jadi Lelaki Selama 43 Tahun Demi Anak Perempuannya
Sisa Abu Daooh menerima anugerah dari Presiden Mesir
Sisa selama ini diketahui berprofesi sebagai tukang batu dan juga penyemir sepatu. Namun orang-orang mengenalnya sebagai seorang laki-laki, karena pekerjaan keras yang dijalaninya selama ini di negaranya memang selalu dilakukan oleh kaum adam. Sisa ternyata adalah perempuan dengan satu orang anak yang juga perempuan. Ia telah menjalani profesi tersebut selama 43 tahun terakhir!
Sisa Abu Daooh (kanan) dan anak perempuannya (kiri)
Sisa rela melakukan pekerjaan laki-laki tersebut demi bisa membesarkan anak gadisnya. Demi bisa bekerja layaknya laki-laki, Ia rela menggunduli rambutnya, memakai pakaian yang longgar layaknya seorang pria, dan kemudian menjalani pekerjaan sebagai tukang batu dan penyemir sepatu. 

Sisa yang buta huruf, ditinggal mati oleh suaminya saat usia kandungannya baru 6 bulan. Setelah melahirkan anak perempuannya, Ia mulai berpikir untuk bekerja demi bisa menghidupi dirinya dan anak satu-satunya. Di Mesir, negeri yang konservatif, sulit buat perempuan seperti Sisa untuk mendapatkan pekerjaan. Sisa bisa saja menikah lagi, namun Ia tidak ingin menikah dengan pria yang tidak dicintainya.

Keluarga besar Sisa marah dan terkejut dengan jalan hidup Sisa yang menyamar sebagai laki-laki demi bisa bekerja, apalagi Ia bekerja sebagai tukang batu. Namun demi anak gadisnya, Sisa rela melakukan hal tersebut dan berkeras hati ingin mencukupi kebutuhan keluarganya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

Sisa justru merasa ada untungnya berpakaian layaknya laki-laki, karena Ia terhindar dari godaan laki-laki. Sisa hanya bekerja demi keluarga dan benar-benar tidak punya harapan untuk menemukan laki-laki lain yang mau menikahinya.

Ketika masih muda, Sisa merasa sekuat 10 orang pria. Namun diakuinya, berpura-pura menjadi laki-laki sangatlah sulit. Ia akui tidak bisa lepas dari sisi feminimnya. Demi keluarga dan anak perempuannya, Ia rela melakukan apa pekerjaan apa saja. Suatu waktu Ia pernah ingin berhenti menjadi laki-laki dan menjalani pekerjaan laki-laki, tapi sayangnya anaknya sakit keras, maka terpaksa menjalani pekerjaan sebagai tukang batu demi biaya pengobatan anaknya.

“Saya tidak bisa membaca, tidak pernah sekolah, hanya ini satu-satunya cara untuk mencukupi kebutuhan keluarga saya,” tutur Sisa menjelaskan.

Sisa yang kini sudah tidak sekuat dulu lagi, tetap ingin dikenal sebagai laki-laki. Meskipun Ia kini telah berterus terang tentang keadaannya yang sebenarnya, namun Sisa tetap ingin melihatnya sebagai laki-laki kepala keluarga yang menafkahi keluarganya. Sisa muda adalah tukang batu, di usianya yang semakin menua Ia berganti profesi sebagai penyemir sepatu.

Anaknya sudah dewasa, Ia pun sudah tua dan tidak bisa bekerja seperti dulu lagi. Ia pun membagi kisahnya ke media hingga terdengar oleh Pemerintah Pusat Mesir. Presiden Mesir akhirnya menganugerahi penghargaan kepada Sisa sebagai “Pengorbanan Ibu yang Terbaik” dalam acara resmi kenegaraan. Sisa mengenakan pakaian laki-laki saat menerima penghargaan tersebut.

Sungguh sebuah pengorbanan luar biasa seorang ibu untuk anak perempuannya. Apapun Ia lakukan demi bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Semoga Allah membalas keikhlasan ibu luar biasa tersebut dengan balasan yang lebih luar biasa di sisa hidupnya di dunia, dan juga di akhirat kelak. Amiin...

##penggunaan bahasa Indonesia
##rujuk Google jika ada perkataan yang kurang faham...

Daripada kisah di atas, saya berharap ada sesuatu yang telah menginspirasikan anda. Ternyata ia sebuah kisah yang penuh air mata, pengajaran, motivasi, keyakinan hidup dan kebergantungan kita kepada Allah SWT untuk terus hidup dengan betul. Tidak melakukan sesuatu yang salah seperti mengemis, mencuri dan sebagainya untuk mencari rezeki.

Doakan mereka terus berjaya, tenang dan kaya dunia akhirat.

Read More ....


Post a Comment

0 Comments

close